Cara Pembenihan Ikan Lele Sampai Proses Pendederan

Table of Contents

Proses Pembenihan Ikan Lele – Dalam mendukung keberhasilan pada proses pemebenihan, induk ikan lele yang digunakan dalam pembenihan haruslah dalam keeadan sehat, siap pijah, serta siap umur dan siap ukurannya. Apapun jenisnya, bersertifikat atau tidak, yang penting memenuhi kriteria induk yang layak untuk dipijahkan.

Pengelolaan Induk Induk Lele

Membeli Dan Memilih Induk Ikan Lele Berkualitas

Induk lele bisa dibeli pada peternak yang menyediakan induk atau lembaga tertentu seperti Balai Besar Pengembangan Budidaya Air Tawar (BBPBAT) Sukabumi, di tempat pelatihan, atau hasil pembesaran sendiri. Berikut ciri-ciri dan syarat induk.
  1. Tidak sedarah seibu sebapak (inbreeding).
  2. Sehat, lincah, gesit, dan berwarna cerah.
  3. Siap pijah dan matang gonad.
  4. Ukuran jantan dan betina seimbang agar tidak saling menyerang bila dikawinkan.
  5. Organ tubuh lengkap dan tidak cacat.
  6. Tubuh bongsor dan simetris.
  7. Umur antara 10-15 bulan.
  8. Bobot badan antara 700-1.500 g.
  9. Kelamin jantan menonjol, runcing, besar kemerahan. Kelamin betina bulat, membengkak, dan agak menonjol.
  10. Perut induk betina terasa lembut dan halus bila diraba.
  11. Frekuensi pemijahan bisa 1,5-2,5 bulan sekali.
  12. Produktivitas telur 50.000-70.000 butir/kg induk.
  13. Sepanjang hidupnya lele bisa memijah lebih dari 15 kali.

Jenis Kelamin dan Induk Siap Pijah 

Menentukan jenis kelamin dan induk lele yang siap memijah tidaklah sulit karena secara fisik dan bentuk kelamin berbeda antara jantan dan betina. Jenis kelamin lele lebih mudah dibedakan saat memasuki masa matang kelamin karena akan terlihat membengkak/lebih besar dari biasanya.

Jumlah Induk Yang Dibutuhkan Untuk Pembenihan

Untuk menjamin kontinuitas, induk yang digunakan harus disesuaikan dengan target produksi. Peternak juga harus memiliki cadangan induk untuk mengantisipasi induk yang tidak mau memijah, luka, sakit, atau mati. Untuk skala produksi 100.000 ekor benih per bulan, dibutuhkan induk sekitar 12 jantan dan 18 betina. Asumsinya, satu induk betina menghasilkan 50.000 telur dengan tingkat kematian 20% akibat kanibalisme, sakit, dan mati. Periode pemijahan dilakukan setiap 2 minggu sekali.

Masa Produktif Pembenihan Induk

Induk lele memiliki masa produktif dalam menghasilkan sperma dan telur. Hingga saat ini, belum ada informasi akurat yang bisa menjelaskan dengan pasti mengenai masa produktivitas induk lele. Beberapa literatur menyebutkan bahwa lele dapat dipijahkan sebanyak 15 kali. Dalam praktiknya, masih banyak induk yang dipijahkan lebih dari 15 kali dan kualitasnya tetap baik. Hanya saja, proses pengisian telur lebih lambat. Selain itu, benih yang dihasilkan cenderung bervariasi dengan benih berukuran kecil lebih banyak.

Pengalaman di lapangan menunjukkan bahwa induk lele yang terlalu besar atau telah melewati masa produktif hanya menghasilkan benih yang lambat tumbuh dengan ukuran terlalu beragam. Untuk itu, induk yang tua sebaiknya dijual dan diganti induk muda.

Perlakuan Induk Baru Datang

Induk yang baru datang biasanya stres akibat proses pengiriman selama perjalanan dan ketika dimasukkan ke kolam pemeliharaan yang baru. Akibatnya, induk tidak mau makan dan terkadang berkelahi hingga babak belur, bahkan mati. Berikut ini cara mengatasinya.
  1. Pada saat baru datang, induk disegarkan dahulu dengan cara mengalirkan air ke dalam wadah angkut sekitar 10 menit. 
  2. Induk dimasukkan ke dalam kolam yang telah dipersiapkan secara hati-hati. 
  3. Indukan baru biasanya mengalami stres antara 3-4 hari. Selama itu, induk tidak perlu diberi pakan. Pakan dapat mulai diberikan pada hari ke-4 atau ke-5. 
  4. Pemberian pakan selama 4-5 hari pertama sebaiknya dilakukan setelah hari gelap agar induk tidak kaget dan stres. Berikan pakan secukupnya agar tidak merusak air. 

Induk yang baru datang biasanya belum bisa langsung dipijahkan karena masih stres, kecuali jarak dekat atau memang masih dalam bentuk calon induk. Jarak waktu induk datang dengan rencana pemijahan minimal dua minggu.

Pengelolaan Kolam Untuk Induk Ikan Lele

Berikut adalah cara pengelolaan kolam untuk induk ikan lele yang baik dan benar:

Pemilihan Dan Ukuran Kolam Untuk Memelihara Induk

Induk lele bisa dipelihara di kolam terpal, beton, atau tanah. Ukuran kolam pemeliharaan cukup 2 m x 3 mx 0,6 m dengan tinggi air 40-50 cm. Bila memungkinkan, induk sebaiknya dipelihara di kolam berdinding semen dan dasarnya tanah. Di kolam tanah, air tidak mudah rusak dan ikan tetap sehat karena tanah merupakan antibiotik alami.

Dalam pemeliharaan, sebaiknya induk jantan dan betina ditempatkan di kolam terpisah. Untuk mencegah agar tidak memijah liar dan berkelahi, air dikeruhkan dengan tanah merah atau lumpur sawah hingga pekat. Demi keamanan, tutup kolam dengan waring atau penutup lainnya.Induk betina dan jantan juga bisa dipelihara dalam 1 kolam. Syaratnya, air dibuat keruh pekat dan ketinggiannya sekitar 50-70 cm.

Kepadatan Kolam Untuk Populasi Induk

Kepadatan induk dalam kolam pemeliharaan sangat mempengaruhi kesehatan dan perkembangannya. Padat tebar yang terlalu tinggi dapat menimbulkan berbagai masalah seperti indukan stres, nafsu makan menurun, berkelahi, memijah liar, atau sakit.Tingkat kepadatan induk yang sesuai dapat membuat proses pematangan gonad lebih cepat. Idealnya, tingkat kepadatan induk yaitu sekitar 5 ekor/m2. Jadi, untuk kolam berukuran 2 m x 3 m x 0,6 m bisa dipelihara induk lele sebanyak 30 ekor. Untuk kolam tanah, kepadatannya bisa lebih tinggi hingga 5-8 ekor/m2.

Manajemen Air

Agar induk tetap sehat dan terhindar dari serangan penyakit, kualitas airnya harus dijaga. Pergantian air kolam induk jangan terlalu sering, terutama bila diisi air bening sehingga dapat menyebabkan ikan memijah liar/induk betina buang telur. Bila kondisi air masih cukup baik, cukup membuang 10-15% air kolam, lalu ditambahkan air baru, bila dalam kondisi keruh, bisa diganti separuhnya. Namun, bila kondisi air sudah sangat jelek, harus dilakukan pengurasan total sebanyak 100%. Hal ini agar induk tetap sehat, nafsu makan tinggi, dan cepat matang gonad. Perlu diingat bahwa setiap pergantian air kolam induk, kekeruhan airnya harus tetap dijaga.


Pemberian Pakan Induk

Untuk memaksimalkan pematangan gonad, selain pelet, pakan yang cocok antara lain ayam, keong emas, bekicot, ikan rucah, maggot, usus ayam, kerang-kerangan, kepala udang, atau kepala tongkol. Frekuensi pemberian pakannya cukup 1-2 kali sehari, yang penting teratur.

Dosis pakan pelet per hari yang dianjurkan adalah 3-5% dari jumlah berat total induk yang dipelihara. Bila jumlah induk yang dipelihara beratnya 50 kg, jumlah pakan yang diberikan adalah 3% x 50 kg = 1,5 kg per hari. Pemberian pelet dibagi menjadi 2 kali sehari, sedangkan untuk pakan ikan atau daging cukup 1 kali sehari.

Proses Pematangan Gonad

Diperlukan perlakuan khusus agar pematangan gonad sempurna sehingga hasil pemijahan berjalan baik dan tingkat penetasan telur tinggi. Untuk itu, sebelum dipijahkan, pemberian pakan berprotein tinggi dihentikan 7-10 hari sebelumnya, terutama betina. Tujuannya untuk mengurangi kadar lemak di dalam telur serta menghentikan pertumbuhan telur baru/ muda yang menyebabkan pematangan gonad tertunda.

Induk betina yang akan dipijahkan, sebaiknya dikarantina di kolam khusus sehingga perawatan dan pakannya terjaga. Selama seminggu, induk diberi pelet 1 kali pada sore hari dengan kandungan protein 30-40%. Tambahkan multivitamin berupa asam amino bubuk (kemasan) dengan cara diseduh, lalu merendamnya bersama pelet. Tujuan pemberiannya yakni untuk memperkuat kulit telur dan mempercepat kematangan telur. Sementara itu, induk jantan tetap diberi pakan dengan kadar protein tinggi, seperti keong mas, bekicot, atau kodok yang direbus agar jumlah dan kualitas spermanya baik.

Proses Dalam Pemijahan Induk Ikan Lele

Banyak pendapat yang simpang siur mengenai lama proses pemijahan. Ada yang mengatakan 1 bulan; 1,5 bulan; 2 bulan; atau 2,5 bulan. Semua pendapat itu bisa benar, tetapi juga bisa tidak. Hal itu berkaitan dengan perawatan dan kualitas pakannya. Induk betina yang dipelihara dengan baik, pakan cukup dengan protein tinggi, kualitas airnya baik; pada dasarnya bisa dipijahkan paling cepat 1,5 bulan dari pemijahan sebelumnya. Untuk lebih aman, sebaiknya pemijahan berikutnya dilakukan sampai induk mencapai tingkat kematangan gonad sempurna; yaitu 1,5-2,5 bulan untuk betina dan 3-5 minggu untuk jantan.


Perlakuan Benih Ikan Lele Setelah Proses Pemijahan


Pembenihan Ikan Lele

Setelah proses pemijahan selesai, selanjutnya adalah telur ditetaskan, Pemeliharaan Larva Perkembangan Embrio Lele dan lain – lain.

Pendederan Benih Ikan Lele

Pendederan atau penjarangan merupakan kegiatan pembesaran benih berukuran 1-3 cm untuk dijadikan benih siap tebar berukuran 4-5 cm, 5-6 cm, 7-8 cm, 9-10 cm, dan seterusnya. Tujuan lain dari pendederan adalah memisahkan benih berukuran yang tidak seragam untuk menekan kanibalisme.

Perlakuan Induk Ikan Lele Setelah Proses Pemijahan


Pemulihan Induk Pasca-Pemijahan

Setelah pemijahan, biasanya induk akan mengalami kelelahan, bahkan terkadang luka. Hal itu diakibatkan oleh kolam yang terlalu sempit atau benturan selama pemijahan. Pada pemijahan buatan, induk akan mengalami stres yang luar biasa akibat proses stripping. Oleh karena itu, untuk memulihkan kondisi fisiknya, perlu perawatan khusus agar pulih kembali.

Induk yang selesai dipijahkan tidak boleh langsung dimasukan ke kolam pemeliharaan, tetapi harus dikarantina selama 5-7 hari di kolam terpisah. Bila langsung disatukan, biasanya akan kalah dari induk lainnya yang tidak dipijahkan. Kondisinya yang masih lemah dan ada rangsangan aroma amis telur dari induk yang habis memijah. Akibatnya, induk tersebut bisa mati atau minimal sakit.

Selama pemulihan, induk lele diberi pakan yang berprotein tinggi seperti bekicot, ayam tiren, kodok mati, isi perut ikan, atau pelet dengan kadar protein sekitar 30-40%. Untuk pakan alternatif, sebaiknya diberikan pada saat nafsu makan induk telah pulih kembali dengan frekuensi 1-2 kali/hari.

Pengontrolan Dan Perawatan Kolam Induk Lele

Agar tidak mudah rusak, kolam induk perlu dikontrol dan dirawat. Biasanya, kolam terpal yang berkerangka kayu atau bambu sering dimakan rayap sehingga menjadi rapuh, bahkan roboh. Berikut adalah aktivitas yang bisa dilakukan.
  1. Lakukan perbaikan jika ada bagian kolam yang bocor.
  2. Jaga ketinggian air agar tidak susut terlalu jauh sehingga air tidak terlalu panas yang dapat membuat ikan stres.
  3. Pelihara kebersihan kolam. Bila ada sampah atau daun-daun, segera dibuang.
  4. Amati kondisi induk. Jika ada yang sakit atau terluka, segera dikarantina dan dirawat di kolam khusus (kecil).
  5. Untuk menghindari penyebaran penyakit, rendam induk yang terluka atau sakit dengan antibiotik. Kemudian, pelihara di air bersih yang telah diberi obat/antibiotik. Air kolam karantina, harus tetap bersih, jika perlu dilakukan pergantian air sesering mungkin dan tidak lupa diberi obat/antibiotik.
  6. Induk yang sedang stres/sakit, porsi pakan yang diberikan cukup 30% dan pemberiannya cukup satu kali sehari.
  7. Bila ikan yang sakit sudah pulih kembali, selanjutnya bisa digabungkan bersama induk lainnya di kolam pemeliharaan indukan. 

Pengendalian Hama Dan Penyakit Induk Ikan Lele

Biasanya, hama sering menyerang induk lele yang dipelihara di kolam terbuka dan yang sering memangsa adalah musang, berang-berang, biawak, ular, gabus, atau ikan lele yang berukuran lebih besar. Untuk mengatasinya, diusahakan sekeliling kolam induk dipagar dan selalu dipelihara kebersihannya sehingga hama tidak bersarang di sekitar kolam.

Bila predator bersangkutan ditemukan, sebaiknya dibunuh. Sementara itu, untuk mengatasi kanibalisme, sebaiknya ukuran induk yang dipelihara dalam satu kolam hampir seimbang sehingga tidak terjadi saling menyerang.

Penyakit sebenanya relatif jarang menyerang induk lele karena secara fisik telah memiliki kemampuan bertahan hidup yang tinggi. Namun, terkadang jenis jamur tertentu yang menyerang induk, seperti Saprolegnia. Jamur ini menyerang induk yang terluka setelah pemijahan. Untuk mengatasinya, induk direndam dengan antibiotik atau antijamur, lalu dipisahkan di kolam tersendiri. Bila kualitas air kolam induk mulai memburuk, sebaiknya dibuang sebagian dan ditambah dengan air baru sebanyak air yang dikurangi.

Post a Comment