Pembibitan Ikan Lele Secara Alami
Table of Contents
Menyiapkan media pemijahan
Wadah pemijah bisa menggunakan bak ukuran 2×3 m dan berkedalaman 1 m. Sebelum diisi dengan air, bak tersebut harus dicuci terlebih dahulu dengan menggunakan larutan permanganat dengan dosis 1 sendok teh, lalu campurkan larutan tersebut dengan air sebanyak 3 liter. Atau bisa juga dengan memberikan larutan sebanyak 5 gram/ mᶟ air.
Alat yang perlu disiapkan adalah Kakaban yang terbuat dari ijuk dan dibingkai dengan bambu. Setelah itu isi tempat pemijahan/bak dengan air sampai tigginya mencapai 40 cm.
Merawat induk lele
Jika sudah mendapatkan induk lele yang unggul, maka induk lele tersebut harus dirawat dengan baik agar dapat menghasilkan benih yang berkualitas. Sebaiknya indukan diberi pakan yang berkualitas dan bergizi tinggi. Salah satu pakan yang baik diberikan pada indukan adalah daging bekicot atau ikan rucah. Berikan indukan pakan sebanyak 2 kali sehari ketika pagi dan sore hari. Dosis yang dianjurkan dalam pemberian pakan adalah sebanyak 10% dari berat badan. Akan lebih baik lagi perawatan induk benih dilakukan dengan wadah yang terpisah.
Memilih induk lele
Setelah dirawat dengan baik, langkah selanjutnya adalah memilih induk lele yang siap pijah. Ciri-ciri indukan betina yang siap pijah adalah:
- Perut membesar, dan jika diraba akan terasa lunak atau lembek
- Kelamin berwarna kemerahan dan lubang tempat keluarnya telur melebar
- Bergerak mondar-mandir
- Ketika diurut pada bagian perut, akan keluar cairan putih atau sperma
Setelah memilih indukan yang siap pijah, selanjutnya adalah melakukan pemijahan.Yang harus dilakukan dalam proses ini adalah:
- Persiapkan bak pemijahan dan isi dengan air hingga tingginya mencapai 40 cm
- Pasang kakaban yang terbuat dari ijuk hingga 80% permukaan air tertutupi
- Setelah bak terisi dan tertutup kakaban, lepaskan 1 betina dan 2 jantan induk lele yang siap pijah ke dalam bak.
- Selanjutnya tinggal menunggu proses pemijahan. Biasanya proses ini akan berlangsung ketika malam hari.
- Pada pagi harinya, amati apakah telur-telur sudah terlepas dengan melihatnya pada kakaban. Biasanya seluruh telur yang lepas akan menempel di permukaan kakaban.
Hal yang perlu disiapkan dalam melakukan proses penetasan adalah:
- Persiapkan bak atau wadah yang digunakan sebagai tempat penetasan telur. Sebaiknya bersihkan bak terlebih dahulu dengan menggunakan permanganat.
- Jika sudah dibersihkan, selanjutnya isi bak dengan air setinggi 40 cm. Kemudian pindahkan kakaban yang terdapat telur tadi secara perlahan ke dalam bak penetasan.
- Setelah 24-35 jam, amatilah apakah telur-telur tersebut sudah mulai menetas. Telur yang sukses terbuahi akan terlihat transparan dan siap untuk menetas.
- Selama lebih dari 48 sejak telur dikeluarkan dari induk, telur akan terlihat banyak yang menetas. Pada saat ini angkat kakaban secara perlahan dan hati-hati.
Pemeliharaan larva
Yang perlu dipersiapkan adalah:
- Ketika baru menetas, larva masih dalam keadaan yang sangat rentan dan lemah. Sebelum kandungan kuning telur pada larva habis, maka larva tidak perlu makanan tambahan. Agar larva bisa tetap hidup dengan baik, perlu dipasang aerasi dalam kolam pemeliharaan tersebut.
- Setelah 7 hari kandungan kuning telur tersebut akan habis, sehingga larva memerlukan makanan tambahan. Makanan tambahan bisa berupa kuning telur yang sudah dihaluskan atau diblender. Berikan makanan tersebut dua kali sehari saat pagi dan sore hari. Setelah 11 hari dalam kolam pemeliharaan, maka larva sudah bisa diberi makan cacing rambut.
Post a Comment